Perkembangan Industri Mebel Ukir Jepara

 Industri furniture ialah aktivitas memproses bahan mentah berbentuk kayu jadi produk jadi berbentuk furniture, seperti meja, bangku, almari, dan perlengkapan yang lain. Industri furniture di Dusun Sukorejo adalah industri di Kabupaten Bojonegoro yang berkembang jadi sentral. Mengembangnya sentral industri furniture di Dusun Sukorejo ini berpengaruh pada faktor sosial-ekonomi masyarakat dusun, seperti beralihnya mata pencarian beberapa masyarakat saat sebelum jadi pengrajin furniture karena kehadiran seorang masyarakat Jepara yang mengawali buka usaha ini. Ini menggerakkan penulis untuk membahas selanjutnya mengenai perubahan sentral industri ini dan imbas sosial-ekonomi yang diakibatkan. Batas temporal dalam penyeleksian angka tahun 1974-2012 yakni diawali dari waktu kehadiran Bapak Saddam yakni tahun 1974, yang mempelopori pendirian usaha ini di Dusun Sukorejo, dan tahun 2012 ialah pendirian APFERO (Federasi Pebisnis Mebel Bojonegoro), sebagai sebuah organisasi yang berperanan penting untuk perubahan industri furniture di Dusun Sukorejo.


Permasalahan dasar pengkajian ini ialah : pertama bagaimana perubahan industri furniture dan ukir di Dusun Sukorejo Bojonegoro tahun 1974-2012? ke-2 bagaimana imbas di bagian sosial-ekonomi masyarakat dari ada industri furniture dan ukir di Dusun Sukorejo Bojonegoro? Ke-3 bagaimana dimensi pengajaran kewiraswastaan dari sentral industri furniture dan ukir di Dusun Sukorejo Bojonegoro?


Sistem riset ini memakai sistem riset riwayat. Beberapa langkah dalam riset ini ialah : penyeleksian topik, heuristik, kritikan sumber, interpretasi dan historiografi.


Hasil riset memperlihatkan banyak hal : pertama, jika saat sebelum jadi pengrajin furniture, sebagian besar masyarakat dusun ialah petani. Mereka buka usaha furniture sesudah kehadiran Bapak Saddam dari Jepara. Masyarakat menyaksikan bagaimana keberhasilan Bapak Saddam, hingga membuat mereka berminat untuk membangun usaha sama. Ke-2 , sesudah berkembang jadi sentral, ini berpengaruh pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dusun. Imbas sosial yang terjadi mempunyai dua segi positif dan negatif. Imbas positifnya yakni terciptanya skema cluster (memusatnya lokasi industri), hingga menggerakkan masyarakat untuk membuat satu beberapa organisasi yang perannya tingkatkan produksi furniture. Dan imbas negatifnya yakni berkurangnya sikap bergotong-royong dalam warga, dengan diperlihatkan berkurangnya ketertarikan masyarakat untuk berperan serta dalam beberapa kegiatan dusun. Skema sikap ini muncul karena mereka telah direpotkan dengan beberapa kegiatan sebagai pebisnis furniture dan berasa status sosial mereka sudah naik. Imbas ekonomi yang terjadi yakni penghasilan masyarakat dusun yang alami peralihan. Jika saat jadi petani penggarap, mereka cuman mendapatkan gaji dari pemilik sawah dan jam kerja terbatas, dan saat jadi pengrajin furniture mulai dari jenis furniture ruang tamu, furniture dapur, kamar set mewah, dll. jam kerja mereka tak terbatas karena bergantung pada ada pesanan dari customer. Ke-3 , dimensi pengajaran kewiraswastaan dari mengembangnya industri furniture ukir di Dusun Sukorejo dari sisi pengajaran tidak resmi dengan diselenggarakannya pelatihan-pelatihan ukir dan pemrosesan kayu dari faksi DISPERINDAG supaya pengrajin lebih inovatif, dan dari pengajaran resmi jika industri furniture-ukir di Dusun Sukorejo di dihubungkan dengan mata pelajaran riwayat bisa ditempatkan materi untuk SMA kelas X mengenai aktivitas pertukangan dan furniture pada periode Islam dengan merujuk pada Kapabilitas Pokok 3 dan Kapabilitas Dasar 3.9.

baca juga : http://mebelfurnindo.website2.me/

Untuk kelompok kawan-kawan mahasiswa yang tertarik untuk meneruskan penulisan mengenai perubahan satu industri dan imbas sosial-ekonominya, dapat meneruskan pada masa seterusnya yakni sesudah tahun 2012. Benar-benar bisa saja ada keserupaan dalam tiap penulisan, apa lagi jika dihubungkan dengan mengembangnya satu sentral industri. Dalam riset ini, masih ada beragam hal yang dapat dikeduk, apa lagi perubahannya sesudah tahun 2012.